Sponsor

Politik di Mata Mamakku



Tiba-tiba, aku kangen Mamakku. 
Si pendekar tersakti di hidupku,
Sosok yang tak mudah terpengaruh situasi perpolitikan negeri ini atau negeri nganu. Selagi selusin mulut anaknya masih berjumpa nasi atau tiwul atau nasi jagung atau segala umbi-umbi, selagi segala isi kebun masih bisa mengalirkan rasa kenyang, dirasa situasi perpolitikan rumahnya masih stabil terkendali.

Kapan TMT jabatan Mamakku diberlakukan? Kurasa, sejak Mamakku menjabat tahta sebagai permaisuri bagi raja di istananya. Pastinya ia mulai bekerja 24 jam nonstop, tanpa minta uang tunjangan ini dan nganu, atau beliau pasti tak kan melegalkan ini dan nganu demi kekuasaan semu apalagi hanya selembar "SURAT KEPUTUSAN" berbumbu kepongahan. Walaupun ia pasti berkuasa sebagai ratu 

Nepotisme?? Aiiih... Mamakku tak kan mempan disogok demi memuluskan sebuah konspirasi kecil apalagi besar. Tak sudi, beliau dihasut diberi ini dan nganu supaya sang suami mau melakukan ini dan nganu. Atau supaya suami dapat ini dan nganu. No! Imposible! Mamakku sosok buta aksara tapi idealisme... Jangan meragukannya! Sekali putih, maka putih selamanya!

Apa pandangan politik Mamak?
Aah... Sederhana! Politik bagi Mamakku...
Sekedar meramu bumbu dan segala rupa bahan pangan di dapur yang bisa dimakan untuk seluruh warga rumah. Tak kan menganggu sayuran di halaman tetangga apalagi mengambil yang bukan haknya. 

Itu Mamakku... Ntah mamak-mamak yang lainnya, yang konon di zaman kekinian sibuk beli gincu aneka rupa merk, sibuk memilih anek jenis tas, sepatu, atau hijab penutup aurat dengan segala rupa aneka bentuk dan jenisnya, konon itu semua demi sebuah "prestise" atau hanya "similikitise"😛

Aku sebagai anak Mamakku?
#Hanya bisa merajuk tak berguna.
Mak... Aku sedih. Aku belum sempat cerita kepada Mamak. Jika sekarang aku banyak berjumpa dengan "mamak-mamak" yang sibuk membawa bendera aneka rupa warna... Dulu kuning berganti biru berganti lagi merah... Mungkin kelak berganti putih atau abu-abu. 
Maaak... Kasihan sekali pastinya Para Mamak itu... Sibuk bergincu, sibuk pula menggotong umbul2 penuh warna.
Mak... Bantulah aku mengucap mantra, penolak bala, untuk semua kejengahan ini.

By :  Isnaning

Posting Komentar

0 Komentar