Psikolog klinis dewasa Pingkan Rumondor, S.Psi., M.Psi., mengatakan bahwa ada batasan yang jelas antara bercanda dengan bullying. Salah satu yang paling jelas, yakni "Ada atau tidaknya orang yang tersinggung".
"Kalau bercanda itu keduanya happy,
gimana lucunya jokes itu. Tapi kalau bullying salah satu akan merasa tersakiti,
merasa direndahkan," jelas Pingkan dalam webinar Hari Toleransi
Internasional bersama Unilever Indonesia, sebagaimana dikutip dari suara.com.
Menurut Pingkan, ada tiga ciri khas dalam
perilaku bullying. Yakni, dilakukan dengan sengaja, dilakukan berulang kali,
dan ada ketidakseimbangan kekuatan.
Artinya, pelaku
sebenarnya sadar sedang melakukan bullying dan biasanya dilakukan terus menerus
dalam waktu lama. Selain itu, pelaku merasa lebih berkuasa atau memiliki
kekuatan daripada korban.
Sementara Ahli psikologi, Tika Bisono, dalam tempo.co menjelaskan perbedaan antara candaan alias mengoda (teasing) dan bullying.
"Teasing atau menggoda sifatnya situasional dan targetnya bisa siapa saja, jadi tertawaannya bisa kapan saja tapi situasional. Karena bersifat situasional, setelah candaan berlalu orang yang menjadi bahan candaan tidak menjadi target.
NEXT >>>>> VIDEO BEDA BECANDA DENGAN BULLYING
"DALAM KASUS TERSEBUT. APAKAH PAK MURSALIM DAN PAK FEBRI JUGA TERMASUK PELAKU BULLYING"
LIHAT SLIDE "
0 Komentar
SILAHKAN TULIS KOMENTAR KAMU DISINI