Sponsor

Bhinneka Tunggal Ika

PETUNJUK !!

  1. SILAHKAN RANGKUM MATERI DIBAWAH INI
  2. WAKTU MERANGKUM HANYA 10 menit.
  3. SETELAH ITU IKUTI PETUNJUK SELANJUTNYA DARI GURU


Ini adalah sikap yang tidak mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika

Istilah Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Kata Bhinneka Tunggal Ika dapat pula dimaknai bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam SUKU, AGAMA, RAS, DAN ANTAR GOLONGAN serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia. Namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. 

Arti Bhineka Tunggal Ika.

  1. Keberagaman yang Bersatu.
  2. Toleransi dan saling menghormati
  3. Persatuan dalam perbedaan
  4. Kekayaan budaya dan keunikan

Fungsi Bhineka Tunggal Ika.

  1. Mempertahankan kerukunan sosial
  2. Menghormati perbedaan
  3. Membangun persatuan
  4. Menghargai keanekaragaman budaya
  5. Memperkuat identitas nasional 

SEJARAH SINGKAT BHINNEKA TUNGGAL IKA

Istilah Bhineka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14 Masehi di pulau Jawa, Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini pertama kali ditemukan dalam prasasti Tugu yang ditemukan di desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi.

Prasasti Tugu menyampaikan pesan tentang persatuan dan kerukunan di tengah perbedaan dalam beragama. Prasasti ini berisi kutipan dari kitab Sutasoma, salah satu karya sastra dari pengarang Jawa Kuno, Mpu Tantular. Kutipan tersebut berbunyi “Wan wengi, windu sinunggal, winuwus bhinneka tunggal ika” yang berarti “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu tetap ada kesatuan”.

Pada saat itu, pesan Bhineka Tunggal Ika dalam prasasti Tugu menegaskan pentingnya toleransi dan persatuan di antara berbagai kepercayaan dan keyakinan yang ada di Nusantara. Semboyan ini menggarisbawahi nilai-nilai pluralisme dan harmoni dalam kehidupan beragama.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika diadopsi sebagai semboyan nasional. Pada 18 Agustus 1950, semboyan ini secara resmi dijadikan semboyan negara dan dituangkan dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945. Bhineka Tunggal Ika menjadi prinsip yang melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan budaya sebagai sumber kekayaan bangsa.


Posting Komentar

0 Komentar